Pepatah mengatakan, "Apa yang kau tanam, itulah yang akan kau tuai". Pepatah ini juga berlaku pada dunia pendidikan seperti yang diungkapkan Ki Hajar Dewantara; bahwa tidak akan menjadikan padi yang ditanam tumbuh menjadi jangung, sebagai petani hanya dapat menuntun tumbuhnya padi dengan menjaga kondisi tanah, memelihara, memberi pupuk, dan memberi air. Inilah yang menggambarkan kekuatan kodrat pada anak, mereka hidup dan tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri. Sebagai guru, kita hanya menuntun tumbuh dan hidupnya kekuatan kodrat tersebut.
Kodrat anak adalah merdeka yang tergambar dalam tingkah lakunya yang senang bermain, sehingga anak perlu dituntun dalam mengembangkan kodratnya yang pada akhirnya diharapkan mereka dapat memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Merdeka lahir dan batin adalah bentuk tujuan dari keselamatan dan kebahagiaan yang akan dicapai anak. Merdeka lahir dapat dituntun oleh guru dalam bentuk pengajaran dan merdeka batin dapat dituntun dalam bentuk pendidikan. Jadi, pendidikan dan pengajaran adalah bentuk tuntunan yang tidak dapat dipisahkan.
Budi pekerti adalah kodrat yang dimiliki anak yang dibawa sejak lahir, mereka memiliki kekuatan pikiran, perasaan, kemauan, dan tenaga yang perlu dipertajam dan diseimbangkan. Kekuatan sosio kultural yang ada di daerah masing-masing berpengaruh besar terhadap kekuatan budi pekerti anak. Oleh karena itu budaya daerah lokal yang memiliki nilai baik seperti sedakah suda jemat, sembayang magrib & dzikir ntek bale, isong bale, basiru', bekelewang, sedekah lang yang memiliki makna religius, gotong royong, kolaborasi, saling tolong menolong dan bentuk rasa syukur penting diimplementasikan dalam kegiatan ko kurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah. Dengan harapan ketika nilai budi pekerti mereka ditingkatkan maka kekuatan untuk tertarik belajar juga semakin besar.
Mengenali latar belakang anak adalah hal penting yang dilakukan sebelum memulai pengajaran agar guru dapat menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi. Anak yang datang dari pesisir tidak bisa disamakan bentuk layanannya dengan anak yang datang dari pegunungan. Ini adalah bentuk memberi kemerdekaan anak dari segi kodrat alamnya. Menyajikan pelajaran dalam bentuk permainan adalah cara yang akan membuat mereka lebih tertarik dalam belajar. Memberi ruang kepada anak untuk mengkonstruksi pengetahuannya dengan cara kekinian yang mereka minati misalnya dengan membuat video tik tok, karikatur, komik dan lain-lain adalah bentuk layanan guru dalam memberi kemerdekaan anak dari segi kodrat zaman. Dengan keseimbangan inilah harapan agar anak memiliki peradaban yang berbudaya dapat terwujud.
"Bertanilah dengan bijak agar dapat mewariskan lahan subur pada generasi berikutnya" (Anonim)
Meningkatkan Motivasi Belajar Mata Pelajaran Kimia
Meningkatkan
Motivasi Belajar Mata Pelajaran Kimia
Oleh: Duwi Aprianingsih
(Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Inovasi Universitas Teknologi Sumbawa)
Keberhasilan belajar seseorang sangat ditentukan oleh motivasi
yang dimilikinya. Motivasi yang tinggi akan memberi dorongan dan semangat
belajar yang tinggi pula. Dengan adanya semangat belajar yang
tinggi, dapat
mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang
dilakukan dalam proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik aktif dalam belajar,
serta melibatkan
kegiatan fisik atau mental dalam membangun pengetahuan dan keterampilan
dalam diri seseorang. Aktivitas belajar peserta didik dalam proses pembelajaran
meliputi kegiatan mendengar atau memperhatikan, menulis, bertanya, menanggapi, memecahkan masalah dan lain
sebagainya. Berbagai aktivitas belajar yang dilakukan peserta didik bertujuan untuk
mendapatkan hasil atau perubahan ke arah yang lebih baik dan positif; baik
dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Motivasi belajar merupakan suatu keadaan yang
terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan
sesuatu guna mencapai tujuan. Motivasi sangat diperlukan dalam melakukan
kegiatan belajar sebab dengan motivasi dapat mendorong keinginan untuk
melakukan sesuatu (belajar). Seseorang yang tidak memiliki motivasi maka tidak
dapat melakukan kegiatan belajar.
Motivasi pada dasarnya tumbuh dari dalam diri seseorang, namun faktor luar
sangat menentukan sehingga seseorang mau melakukan suatu usaha untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Mata pelajaran
kimia yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
alam, pada hakikatnya merupakan proses (penyelidikan ilmiah) dan produk (pengetahuan saintifik). Produk-produk dari mata pelajaran IPA merupakan
hasil dari proses IPA itu
sendiri. Di dalam pembelajaran kimia, yang termasuk produk meliputi
fakta, data, konsep, hukum, prinsip, aturan, teori, dan model. Sedangkan
prosesnya meliputi
observasi, pengumpulan data, klasifikasi dan eksperimen.
Di SMK Negeri 1 Taliwang, pelajaran kimia kerap
menjadi pelajaran yang disepelekan di benak peserta didik karena dianggap tidak
menunjang kemampuan mereka yang berhubungan dengan kompetensi keahlian. Padahal
pelajaran tersebut memiliki asas keilmuan yang dalam, banyak nama-nama besar
peraih nobel, berhasil karena ilmu kimia. Belum lagi, ada banyak keahlian yang
lahir karena kemampuan kimia. Untuk bisa menjelajahi ilmu kimia tersebut, diperlukan
motivasi belajar yang tinggi, bahkan bukan hanya untuk pelajaran kimia saja.
Menurut peserta didik mata pelajaran kimia tidak terlalu penting dibandingkan
dengan mata pelajaran produktif. Hal
ini tidak sepenuhnya salah karena pola pikir peserta didik sudah tertanam bahwa
pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan
seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu
bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Pola pikir inilah
yang menjadi tugas satuan pendidikan dan guru
untuk merubahnya, bahwa semua mata pelajaran yang menjadi beban
kurikulum adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling menunjang
satu sama lain, termasuk pelajaran kimia. Meningkatkan motivasi belajar kimia peserta
didik di sekolah kejuruan dapat dirancang dengan cara perencanaan pembelajaran yang
lebih menarik dan penuh kreativitas.
Seperti halnya pelajaran produktif, maka
pelajaran kimia juga bisa dirancang mengikuti pola pembelajaran produktif. Misalnya
materi yang berhubungan dengan konsep tidak lagi belajar di kelas, tetapi
guru dapat mengajarkannya ketika peserta didik sedang berada di bengkel praktik
yang berkenaan dengan pekerjaan mereka di bengkel atau bahkan nantinya di dunia
kerja (belajar kontekstual). Jika materi belajar berhubungan dengan praktikum
yang mengharuskan menggunakanl aboratorium
maka praktikum dirancang semenarik mungkin agar peserta didik tertarik dalam mengikuti
langkah-langkah kerja yang sudah direncanakan. Dan jika materi yang tidak perlu
menggunakan ruang kelas dan laboratorium, maka pembelajaran dapat dirangcang dalam bentuk
penelitian lingkungan sekitar, mulai dari
lingkungan sekolah dan lingkungan rumah masing-masing.
Banyak
yang menganggap ilmu kimia adalah ilmu yang sulit dikuasai dan tidak disadari
penerapannya di kehidupan termasuk di bidang industri. Perlu ditekankan sekali
lagi, hampir seluruh produk-produk yang kita gunakkan sehari-hari, dalam
pembuatannya menggunakkan pengimplementasian dari ilmu kimia, baik itu ilmu
kimia terapan, penggabungan dengan ilmu lainnya. Contoh yang berkenaan langsung dengan bidang
keahlian di SMKN 1 Taliwang yaitu teknik pemesinan dan teknok otomotif, yaitu mempelajari sifat dan komposisi logam
yang baik untuk pembuatan mesin, mempelajari sifat, komposisi bahan bakar dan
minyak pelumas mesin. Dari contoh ini saja jelas bahwa ilmu kimia sangat
berperan besar dalam kemajuan masyarakat, khususnya di bidang perindustrian. Semakin
banyak yang mampu dan ahli menguasai ilmu kimia, maka semakin maju pula
perindustrian, dan otomatis pula mampu memajukan kesejahteraan masyarakat. Meningkatkan
motivasi belajar kimia peserta didik di sekolah kejuruan dapat dirancang dengan
cara perencanaan pembelajaran yang lebih menarik. Seperti halnya pelajaran
produktif, maka pelajaran kimia juga bisa dirancang mengikuti pola pembelajaran
produktif, misalnya materi yang berhubungan dengan konsep tidak lagi belajar di
kelas tetapi guru dapat mengajarkan pelajaran kimia ketika peserta didik sedang
berada di bengkel praktik yang berkenaan dengan pekerjaan mereka di bengkel
atau bahkan nantinya di dunia kerja (belajar kontekstual). Jika materi belajar
berhubungan dengan praktikum yang mengharuskan menggunakan laboratorium maka
praktikum dirancang semenarik mungkin agar peserta didik tertarik dalam
mengikuti langkah-langkah kerja yang sudah direncanakan. Dan jika materi yang
tidak perlu menggunakan ruang kelas dan laboratorium, maka pembelajaran dapat
dirancang dalam bentuk penelitian lungkungan sekitar, mulai dari lingkungan
sekolah dan lingkungan rumah masing-masing.
Pada intinya proses pembelajaran kimia dapat dibuat menarik jika disesuaikan dengan hakikatnya yaitu proses penyelidikan ilmiah berdasarkan produk yang diinginkan, dan yang paling penting adalah mengungkapkan manfaat dalam kehidupan sehari-hari dari setiap materi yang disampaikan. Jika peserta didik sudah memahami manfaat dari belajar itu sendiri, maka dengan sendirinya belajar mata pelajaran apapun akan termotivasi karena sudah menjadi kebutuhan.